JUMLAH PENGUNJUNG SAAT INI

Selasa, 13 Maret 2012

Yamaha Mio J (Bag.1), Aplikasi Generasi Kedua YMJET-FI


Teknologi injeksi YMJET-FI (Yamaha Mixture Jet-Fuel Injection) memang sudah dipakai pada beberapa varian Yamaha sejak 2009. Yamaha Fiore jadi yang pertama, tapi ternyata YMJET-FI yang ada di Mio J dan Fiore beda generasi! Penasaran bedanya? Baca terus...

Kita mulai dari cara kerja YMJET-FI. Pada throttle bodinya, YMJET-FI dirancang memiliki dua katup butterfly. Upstream throttle body atau katup primer terletak di moncong throttle body yang dekat dengan filter udara, sedang downstream throttle body atau katup sekunder mengarah langsung ke intake manifold atau pada YMJET-FI disebut dengan main air passage. 

Kedua katup ini mulai bekerja ketika selongsong gas dibuka. Saat throttle terbuka kurang dari 10 persen maka hanya katup primer yang terbuka. Aliran udara yang masuk ke ruang bakar lewat selang air assist passage tanpa lewat intake manifold. Kondisi ini bertahan sampai putaran mesin 4.000 sampai 5.000 rpm. 

Makin dalam putaran gas dibuka, maka katup sekunder akan mulai terbuka. Dalam kondisi ini aliran udara mulai masuk lewat intake manifold. Sedang kerja selang air assist passage secara perlahan benar-benar berhenti setelah selongsong gas dibuka penuh.

Pada putaran rendah, aliran udara sengaja dipaksa melewati selang air assist passage. Tentunya untuk mendapatkan asupan udara yang efisien. Tidak kebanyakan tapi memiliki tekanan yang lebih besar.

Apalagi selang air assist passage juga mampu memberikan efek turbulensi dan didukung dengan fuel pump baru dengan tekanan lebih tinggi, mencapai 324 Kpa. Akhirnya kabut bahan bakar jadi lebih halus, pembakaran makin sempurna. Torsi jadi mantab tapi efisiensi bahan bakar didapat.

Jadi jangan heran kalau putaran bawah Mio J ini terasa lebih responsif. Putaran mesin tidak perlu terlalu tinggi untuk membuat skubek baru Yamaha ini melaju.

Efisiensi pada putaran rendah yang disasar Yamaha ini sesuai dengan cara berkendara normal sehari-hari. ""YMJET-FI sangat efektif di economic zone, yaitu di kecepatan 20 sampai 55 km/jam," ungkap M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia.

Lalu dimana bedanya dengan generasi pertama YMJET-FI? Ternyata ada pada posisi selang air assist passage. Pada generasi pertama sejajar dengan injektor. Sedang pada generasi kedua posisinya sedikit digeser dan aliran udaranya ditabrakan ke dinding intake.

"Efeknya aliran turbulensi campuran bahan bakar yang tercipta menjadi lebih baik. Arah aliran dan kabut bahan bakar yang sangat halus menciptakan pembakaran yang lebih ideal," jelas Abidin. Makin efisien deh!

Langsam Diatur Idle Speed Control

Diatas dijelaskan kalau katup primer dan sekunder bekerja mengalirkan udara saat selongsong gas mulai diputar. Padahal saat langsam, kedua katup ini menutup. Nah, pada kondisi seperti ini, aliran udara diatur oleh Idle Speed Control.

Udara dialirkan melalui selang air assist passage. Perangkat ini menjaga agar saat langsam, putaran mesin tidak lebih dan kurang dari 1.600 rpm.  (motorplus-online.com) 

Yamaha Mio J (Bag.3), Sudah Pakai Roller Rocker Arm!

 

Yuk melanjutkan beda teknologi Yamaha Mio J, Mio baru yang sudah pakai injeksi. Pada tulisan sebelumnya sudah dikupas tentang sistem injeksi YMJET-FI. Klik di sini dan di sini. Sekarang lanjut ke bagian mesin.

Mulai dari ruang bakar. Karena mengusung mesin yang benar-benar baru, konstruksi kepala silindernya juga baru. Selain mengaplikasi kompresi tinggi, Mio yang bodinya mencerminkan lekukan S ini juga minim friksi. Terutama di bagian kepala silinder. Pelatuk klep model konvensional ditinggalkan. Gantinya, aplikasi model roller.

Lewat part ini, friksi antara pelatuk dengan kem jadi lebih minim dan usia pakai komponen lebih tinggi. Begitu juga soal getaran, ikut tereduksi. Profil kem, tentu mengikuti karakter pelatuk klep. Efek lainnya, performa engine tetap terjaga.

Apalagi, skubek ini adopsi diameter payung klep lebih besar ketimbang Mio lainnya. Klep in pakai 26 mm, klep ex 21 mm. Diameter batangnya 5 mm dan memiliki sudut celah klep 26 derajat untuk klep ex dan 24 derajat pada klep in.

Menurut M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia, pemakaian klep besar ini juga buat mendukung terciptanya efek turbulensi. Sehingga proses pembakaran menjadi sempurna. Klep lebar ini juga berkaitan dengan sistem injeksi yang diaplikasi.

Kombinasi bore x stroke, yaitu 50 mm x 57,9 mm tetap dipertahankan di Mio J. Mungkin, karena karakter ini cocok dengan jalanan perkotaan yang sarat kemacetan. Tapi, meski konfigurasi sama, bahan blok silinder dan piston yang dipakai beda!

Di Mio J ini, piston mengaplikasi tipe forged piston. Ya, piston tempa yang tahan terhadap kompresi tinggi. Begitu juga bahan slinder bloknya. Memakai bahan DiAsil Cylinder, material ini kuat terhadap gesekan. Sehingga kinerja keduanya saling mendukung. Kompresi tercipta di 9,3 : 1.

Yang menarik, diameter linner yang tersisa masih tergolong lebar. Tersisa 10 mm. So, buat sobat yang tetap ingin melakukan bore up, masih bisa disesaki hingga piston 58 mm. Tentunya, pakai forged piston juga ya. Kan sudah banyak di pasaran! Oh ya, pen piston aplikasi 13 mm. Sehingga bobot keseluruhan piston makin ringan. (motorplus-online.com) 

Yamaha Mio J (Bag.5), Pakai Rangka Baru



Secara dimensi, Yamaha Mio J memang tidak terlalu jauh beda bila dibandingkan dengan Mio Sporty. Tapi sebenarnya, skubek baru Yamaha yang pakai tag line "It's Magic" ini memiliki rangka baru.

"Semuanya baru bukan hanya mesin dan desain. Tapi rangkanya juga benar-benar baru," jelas M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia.

Rangka baru yang digunakan berbeda ketimbang Mio Sporty dan Soul. Terutama di bagian sub frame alias rangka belakang. Mio J ini mengadopsi pipa baja bulat secara keseluruhan. Sedang di generasi Mio yang sudah beredar di Tanah Air, usung bentuk pipa baja kotak.

Lewat ubahan ini, bagasi yang dimiliki J jadi lebih besar ketimbang Mio Sporty. Yaitu, sentuh volume 8,1 liter lebih. Sedang Mio biasa cuma 3,65 liter saja. Tanki bahan bakar juga jadi lebih besar.

Kini Mio J memiliki panjang total 1.850 mm, lebar 700 mm dan tinggi total 1.050 mm. Tinggi jok ke tanah hanya 745 mm dan memiliki sumbu roda 1.260 mm. Ground clearance-nya 130 mm.

Dengan rangka baru ini, posisi duduk pengendaranya juga jadi lebih nyaman. Impresi pertama kali saat duduk di atas joknya terasa lega. Selain lebih panjang, juga lebih lebar. Panjangnya kini 791 mm dan lebar 290 mm.

Desain pijakan kakinya juga lebih ergonomis. Luas dek pijakan kaki ini mencapai 1.151 mm persegi. Selain lega, jarak antara cover tulang depan dan cover mesin jadi lebih lebar. Kalau Mio Sporty 135 mm, di Mio J jadi 150 mm.

Bobot keseluruahan motor ini, kini mencapai 92 kilogram untuk versi pelek jari-jari dan 93 kilogram untuk yang mengusung pelek casting wheel.

Satu lagi yang membuat Yamaha Mio J ini berbeda. Yaitu ada pada bobot pelek dan diameter disk brake depan. Pelek Mio J lebih ringan dari Mio Sporty. Pelek depan hanya 2.123 gram dan yang belakang 3.270 gram. Sedang Mio Sporty 2.354 gram dan 3.400 gram.

Diameter diskbrakenya beda 10 mm, jadi 190 mm. Meski lebih kecil tapi secara kemampuan pengereman tetap sama. (motorplus-online.com)

Kick Starter Honda BeAT Mogok Kerja


Belum tentu part yang jarang dipakai bakal mulus ketika dioperasikan. Seperti kick starter motor matic. Karena sering pakai elektrik starter, maka ketika menghidupkan engine lewat dislah, malah ogah balik ke posisi semula. Misalnya, di Honda BeAT.

Kondisi seperti ini, bisa disebabkan perangkat kick starter yang kotor oleh debu dan karat. “Selain itu, bisa juga karena spindle dan driven gear kick starter aus atau rontok. Penyebab aus karena kick starter terinjak atau terengkol pembonceng ketika mesin hidup. Akibatnya, terjadi persinggungan secara berlawanan di kedua gigi,” ungkap Ruswan, mekanik dari Honda Clara Motor di Jl. Raya Panjang No.5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Akibatnya, bagian ujung di driven gear terus bergesekan dengan starter rachet teeth yang letaknya di pully depan. Ini bisa diindikasikan lewat timbulnya bunyi tanpa henti dari kick starter ketika terinjak boncenger.

Kalau sudah seperti ini, kudu ganti satu set part gigi kick starter yang dibanderol sekitar Rp 100 ribu. Tapi, kalau problem yang dialami tak sampai kondisi parah, so tinggal lakukan perawatan saja.

Pertama yang harus dilakukan, buka baut kick starter (gbr. 1) dan cover CVT (gbr. 2). Selanjutnya bersihkan debu yang terdapat pada dinding perangkat ini pakai angin tekanan dari kompresor. Setelah itu, buang karat pada as di kick starter. Caranya buka sil yang menempel di cover CVT (gbr. 3). Lalu, semprotkan cairan anti karat ke spindle kick starter.

Langkah berikutnya, berikan gemuk atau grease secukupnya pada gear yang ada di spindle (gbr 4). “Jangan gunakan oli, karena tak tahan lama, sehingga pelumasan akan kurang maksimal. Selain itu, mengakibatkan debu yang berada di dalam CVT menempel pada part dan menyebabkan cepat macet, gunakan gemuk atau grease khusus untuk CVT,” saran mekanik kelahiran Garut, Jawa Barat itu.

Pemberian gemuk atau grease juga dilakukan pada as yang berada pada driven gear atau as belakang. Terutama pada bagian ini, sering timbul karat, agar geraknya tetap lancar pada saat dipakai, maka dibutuhkan pelumas.

“Sama halnya gear yang ada pada kick starter spindle. Tak boleh pakai oli, karena menyebabkan casing CVT jadi kotor,” tutup Mekanik ramah yang baru satu tahun menikah itu.

Hayuk dibersihkan.

RAWAT DI 8.000-10.000 KM
Lakukan perawatan secara teratur pada sistem starter, kedua hal tersebut bisa dilakukan secara bersamaan ketika pengecekan bagian seputar CVT.  “Perawatan itu sendiri sangat dianjurkan setiap 6 bulan sekali atau sekitar 8.000-10.000 km. Karena pada waktu itu, timbul debu dari V-belt dan air menempel pada gear spindle dan driven gear kick starter,” saran Ruswan.

Selain merawat spindel dan part kick starter yang sudah disebut di atas, tak ada salahnya juga periksa return spring. Part yang bertugas sebagai pegas pembalik kick starter ini dicek kebersihannya.

Tak tertinggal, friction spring. Part ini berfungsi sebagai penahan driven gear ketika bekerja. Part ini mencegah as driven gear tidak keluar jalur. "Dengan melakukan perawatan rutin, hal itu bisa mengurangi dampak buruk yang akan terjadi akibat kerusakan part. Jika pegas-pegas kotor, cukup dibersihkan kain bersih. Tapi, jika lemah, baiknya ganti," tambahnya lagi. (motorplus-online.com) 

Commentnya Dunk Broo....